TOMKET 108.CAI.2012.CA

TOMKET 108.CAI.2012.CA

Kamis, 17 Juli 2014

Ekspedisi  Putera Caica
Gunung Bawakaraeng, Gowa, Sulawesi Selatan



SEKILAS TENTANG GUNUNG BAWAKARAENG
Gunung Bawakaraeng berada di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Di lereng gunung ini terdapat wilayah ketinggian, Malino (Kota Bunga) tempat wisata terkenal di Sulawesi Selatan. Secara ekologis gunung ini memiliki posisi penting karena menjadi sumber penyimpan air untuk Kabupaten Gowa, Kota Makassar, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Sinjai.



Gunung Bawakaraeng terletak di dalam taman nasional Lompo Batang yang berada di dalam wilayah kabupaten Gowa. Di dalam peta gunung ini tidak tercantum, karena mungkin Bawakaraeng hanya dianggap salah satu puncak dari pegunungan yang berada di dalam taman nasional Lompo Batang. Ada dua jalur yang biasa digunakan untuk mencapai puncak Bawakaraeng. Yaitu melalui desa Lembana dan Kasoso. Desa Lembana berada dalam kecamatan Tinggimoncong dan berjarak kurang lebih 7 km dari tempat wisata Malino. Sedangkan desa Kasoso berada dalam wilayah kecamatan Manipi, kabupaten Sinjai Barat. Ada sebuah lembah bernama lembah Cina yang adkan dilewati jika melalui Kasoso.
Kamis, 21 Juni 2012. Di waktu senja di Rumah Kos kawan kami, ternyata sudah banyak kawan-kawan yang berkumpul disana dan Nampak sedang melakukan persiapan-persiapan menjelang keberangkatan. Ada yang melakukan packing, mendata equipment yg dibawa serta, mendata Ransum, membagi bobot beban ke dalam tas Carrier peserta, dan persiapan-persiapan lainnya. Nampaknya masih lama akan berangkat, sambil menikmati sebotol coca-cola dingin bersama Abil kami berbincang-bincang.
Dan akhirnya malam hari pun tiba diawali dengan Adzan Magrib Yang berkumandang. Packing pun telah selesai dilaksanakan, persiapan pun telah mencapai taraf 90%. Ada beberapa teman yang keluar untuk mencari sisa perlengkapan yang belum rampung untuk segera dilengkapi. Nampak pula beberapa teman menuju ke DIMITRI untuk menyewa Equipment Yang akan dibawa dalam perjalanan nanti, dan beberapa teman yang masih bersantai di Rumah masing-masing.
Pada Kamis, 21 Juni 2012. Pukul 21.09 WITA, Rombongan putera Caica berangkat meninggalkan Kota makassar menuju Desa Lembanna Kab.Gowa. Kami berangkat dengan menggunakan sepeda motor menuju Lembanna.
Tanggal 22 Juni 2012, pukul 00.58 WITA Kami semua Tiba di Desa Lembanna Kab.Gowa dan menggunakan Rumah Tata’ Badulla sebagai Home Base perjalanan kali ini.
Seusai melaksanakan Shalat Jum’at secara berjamaah di mesjid agung Desa Lembanna,  kami pun bergegas melakukan persiapan pemberangkatan. Pendakian ke puncak Bawakareng itu kami mulai pada Jum’at , 22 Juni 2012, (seusai shalat Jum’at).  Kami pun berjalan di jalan yang beraspal, terlihat pemandangan rumah panggung berjejer. Hasil pertanian, disimpan di halaman. Rumah-rumah itu dibatasi oleh kebun. Kabupaten Gowa, kecamatan Tinggi moncong memang terkenal sebagai salah satu daerah penghasil Sayur-sayuran di Sulawesi Selatan.
Perjalanan menuju puncak bawakaraeng dalam rangka kegiatan Pendakian perdana Gunung Bawakaraeng merupakan perjalanan yang berat dan sangat meletihkan. Baru saja tiba di Pos I sudah menguras energi yang sangat banyak. Medan di perjalanan menuju Pos I sangatlah menantang, perjalanan yang sedikit mendaki dengan bebatuan dan tanah merah dengan sedikit rintangan dari semak belukar di tiap sisi dan berjalan memotong aliran sungai kecil. Tiba di pos I, beristirahat sejenak.



Setelah beristirahat selama 30 menit, kami pun melanjutkan perjalanan, medan perjalanan yang panjang dan berkelok menyusuri medan semak belukar yang tinggi yang terkadang menganggu pandangan dan menggores badan kami. Lumayan jauh juga akhirnya kami tiba di Pos II yang dtandai dengan sebuah Pohon yang rindang, sekedar beristirahat sejenak. Kemudian kami melanjutkan perjalanan dengan semak belukar masih di sisi kiri dan kanan kami, beberapa batang pohon yang memaksa kami untuk melompati,merunduk, bahkan tiarap di bawah untuk melewatinya. (Katanya inilah konsep hidup yang sebenarnya). Akhirnya kami tiba di Pos III, beberapa meter sebelumnya kami sempat singgah di sungai sebelum Pos III untuk sekedar beristirahat dan mengambil air. Pada kesempatan ini, kami menyempatkan diri untuk mempersilahkan saudara Abil untuk mengambil alih memimpin perjalan ini.
15 menit kemudian kami pun melanjutkan perjalanan. Menuju pos IV medan perjalanan yang kami tempuh adalah kawasan hutan basah. Pos IV bawakaraeng ditandai dengan sebuah batang pohon besar melintang yang terbelah di tengahnya. Matahari pun tidak lagi menyembunyikan sinarnya, bahkan dengan tidak sungkan-sungkan menyorotkan cahayanya yang terik kepada kami. Dan akhirnya dibawah sorot terik matahari, kami pun tiba di Pos V pada pukul 16.00 Wita. Dan kami pun berencana untuk menginap di tempat ini. Dan rencana kami lanjutkan perjalan besok pagi. Kami pun membongkar carrier untuk mengambil equipment-equipment, mendirikan tenda, dan mengambil air untuk keperlua selama camp di pos ini.


Menjelang magrib, makan malam pun telah siap dengan Abil dan saya sendiri yang bertindak sebagai Koki. Kami pun santap malam dengan dinginnya malam sabagai pelengkap hidangan ini. Beruntung kami menemukan tanah yang sedikit lapang untuk mendirikan 2 tenda dengan posisi yang saling berdekatan. Cuaca yang sangat dingin yang mencapai hingga ±10°c pada malam harinya dan kondisi badan yang kelelahan memaksa saya untuk segera menutup mata.








Pada Pagi Hari, Sabtu, 23 Juni 2012. Pukul 10.00 Wita, setelah selesai menyantap sarapan pagi, kami pun bergegas untuk melanjutkan perjalanan. Dari Pos V menuju Pos VI kami melintasi bukit-bukit kecil yang di penuhi dengan batangan-batangan pohon yang melintangi jalanan diselingi dengan ladang edelweiss yang tumbuh dengan liar disana. Panorama yang indah untuk berpose memaksa kami untuk kembali mengambil gaya.
          Di Pos VI kami beristirahat sejenak, dan kami bertemu dengan kelompok pencinta alam lain, kami pun berbincang-bincang dengan akrabnya. ±30 Menit kami kembali meneruskan perjalanan menuju pos VII. Medan ini ditandai dengan pendakian-pendakian relative pendek. Pendakian yang menguras energi ditambah dengan sorot matahari yang terik ditambah lagi dengan gangguan dari serangga-serangga kecil yang mengikuti dan terus terang sangat mengganggu kami.
Pos VII ditandai dengan beberapa bongkahan batu besar. Sebuah bukit yang indah dengan beberapa bongkahan batu besar memaksa kami untuk kembali mengambil gaya berpose ria ala foto profil Facebook.. Pada pos ini kami mendapati sebuah tong drum sampah dan menemukan beberapa receh uang koin dan beberapa batang rokok yang terselip dibawah batu; saya yakin, orang-orang tersebut dengan sengaja untuk menyimpannya disana entah untuk maksud apa.   



Dari Pos VII kami melanjutkan perjalanan menuruni bukit pos VII lalu berjalan memasuki jalan setapak yang ditumbuhi pepohonan pendek yang indah, kemudian memasuki hutan hujan yang lembab khas Bawakaraeng. Masih ditemani oleh serangga-serangga kecil kami pun harus menapaki pendakian khas bawakaraeng. Jalur yang lembab dan kabut tipis pun turun memaksa kami untuk mengancing dengan rapat Raincoat kami. Jalur pos inilah yang merupakan ciri khas pendakian Bawakaraeng, jalur yang menguras tenaga dan mencucurkan keringat. Pendakian yang panjang dan sangat membosankan, kemudian penurunan yang terjal untuk kembali mendaki. Terkadang melewati semak berduri dan bebatuan yang berlumut memaksa kami untuk memutar otak meletakkan kaki berpijak dengan hati-hati. Sungguh kombinasi antara tenaga dan akal. Pada salah satu penurunan, pada saat daya konsentrasi yang mulai menurun, ditambah dengan sesaknya dada akibat kabut tipis dan udara yang lembab, ditambah lagi dengan gangguan-gangguan dari serangga-serangga kecil; akhirnya saya yang salah menempatkan pijakan terjatuh dengan posisi tangan kanan yang hampir patah akibat mengapit dahan sementara tulang kering kaki kiri yang membentur sudut batu. SAKIT !!!. Namun, kondisi yang sangat kelelahan dan udara yang dingin seolah memberikan sugesti untuk tidak memperhatikan luka tersebut. Dalam hati saya bernazar untuk menggunting celana saya apabila saya dapat berhasil tiba di Camp.Pos tanpa terhalangi oleh rasa sakit ini.


Pukul 14.00 Wita, kami tiba di Pos VIII. Taufik sebagai Korlap dalam perjalanan ini, Setelah melihat kondisi anggota rombongan yang kelelahan, dengan pertimbangan dan keputusan yang tepat menghasilkan kebijakan untuk beristirahat dan bersantai-santai menikmati minuman hangat.±30 menit berlalu, rombongan pun kembali melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Bawakaraeng. Setelah melalui Pos IX, rombongan tiba di Pos X pada pukul 16.50 Wita, sebagian anggota kami mempersiapkan barang-barang, karna kami berencana untuk bermalam di Pos X.  Dan Dari sini Puncak Gunung Bawakaraeng sudah terlihat dengan jelas. Sebagian Rombongan akhirnya tiba puncak dengan kondisi yang kelelahan pada pukul 17.00 Wita, sambil menunggu kawan-kawan kami membuat tenda peristirahatan. Kami pun menyempatkan diri memandang pesona alam puncak G. Bawakaraeng dari titik ketinggian. letih dan lelah terbayar lunas oleh pesona  keindahahan puncak Gunung Bawakaraeng. Apalagi dengan cuaca yang sangat cerah tanpa kabut sama sekali. Momen ini tidak disia-siakan, kami pun mengambil gaya untuk berfoto bersama tugu trangulasi Bawakaraeng. Tidak cukup dengan hanya mengambil foto, kami pun mengabadikan momen ini dengan mengambil beberapa video menggunakan video record.  



Hari sudah mulai gelap, hawa dinginpun sdh mulai mencekam, kami pun memutuskan untuk kembali ke camp tepat pada pukul 18.15 Wita. Sesampai di tenda Kami pun menyantap makan malam bersama hasil racikan koki ala resto buatan Gole, Hamka dan Cacing. setelah santap malam dan beristirahat. Canda, tawapun bersorak dalam sebuah tenda kecil.
 




0 komentar:

Posting Komentar

Site search

    Blogger news

    Blogroll

    About